Download template surat gadai rumah, lengkapi, dan tandatangani secara online dengan Mekari Sign

Dalam surat gadai rumah, beberapa hal yang harus dicantumkan agar perjanjian menjadi jelas dan sah secara hukum meliputi:

• Identitas lengkap kedua pihak yang terlibat, yaitu pihak yang menggadaikan rumah dan pihak yang menerima gadai (nama, alamat, pekerjaan, nomor identitas, dan kontak).
• Deskripsi lengkap rumah yang digadaikan, termasuk alamat, sertifikat hak milik, luas tanah dan bangunan, kondisi fisik rumah seperti jumlah lantai, bahan bangunan, jumlah kamar, fasilitas listrik, air, dan telepon.
• Nilai pinjaman atau nilai taksir rumah serta jangka waktu atau tempo gadai yang disepakati.
• Hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk kewajiban pembayaran bunga, angsuran, dan konsekuensi jika terjadi keterlambatan atau wanprestasi.
• Tujuan penggadaian rumah, misalnya untuk pinjaman dana atau keperluan tertentu.
• Ketentuan penyelesaian sengketa, misalnya musyawarah terlebih dahulu dan jika tidak tercapai, penyelesaian melalui jalur hukum di pengadilan setempat.
• Jumlah rangkap surat dan materai, serta tanda tangan kedua pihak dan saksi yang menyertai perjanjian untuk memperkuat legalitas dokumen.

Cara membuat surat gadai rumah yang sah dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

• Gunakan kertas yang dibubuhi materai untuk surat tersebut agar memiliki kekuatan hukum.
• Cantumkan identitas lengkap kedua pihak yang terlibat, yaitu pemberi gadai dan penerima gadai, meliputi nama, nomor KTP, alamat, pekerjaan, dan nomor telepon.
• Tuliskan deskripsi lengkap objek gadai, seperti alamat rumah, luas tanah dan bangunan, serta nomor sertifikat hak milik rumah.
• Cantumkan nilai pinjaman, bunga (jika ada), serta jangka waktu atau tempo gadai yang disepakati.
• Jelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk kewajiban pembayaran bunga, cicilan, dan konsekuensi jika terjadi wanprestasi.
• Sertakan ketentuan penyelesaian sengketa apabila terjadi perselisihan di kemudian hari.
• Pastikan isi surat mudah dimengerti, rinci, dan tidak ambigu.
• Surat harus disetujui dan ditandatangani oleh kedua pihak yang telah dewasa secara hukum dan dalam keadaan sadar serta sehat jiwa.
• Tanda tangan dilakukan di atas materai, dan bila perlu, disaksikan oleh saksi untuk memperkuat legalitas dokumen.

Surat gadai rumah tidak harus dibuat di hadapan notaris agar sah secara hukum. Surat gadai rumah dapat dibuat secara sederhana sebagai perjanjian di bawah tangan antara kedua pihak yang menggadaikan dan menerima gadai, asalkan memenuhi syarat formil dan materiil, seperti memuat identitas lengkap kedua pihak, deskripsi rumah, nilai gadai, jangka waktu, hak dan kewajiban, serta ditandatangani oleh kedua belah pihak di atas materai.

Perbedaan antara gadai rumah dan sewa rumah terletak pada tujuan, hak kepemilikan, dan penggunaan rumah. Gadai rumah adalah perjanjian di mana pemilik rumah menyerahkan rumah sebagai jaminan atas pinjaman uang yang diterimanya.

Dalam gadai rumah, hak milik tetap berada di tangan pemberi gadai, sementara rumah biasanya disimpan atau dikuasai oleh penerima gadai sebagai jaminan sampai utang dilunasi. Rumah tersebut biasanya tidak digunakan oleh penerima gadai. Sebaliknya, surat sewa rumah adalah perjanjian di mana pemilik rumah memberikan hak penggunaan rumah kepada penyewa untuk jangka waktu tertentu dengan pembayaran sewa. Dalam sewa rumah, hak milik tetap di tangan pemilik rumah, dan penyewa hanya memiliki hak untuk menggunakan rumah selama masa sewa sesuai kesepakatan. Jangka waktu sewa sudah ditentukan dan jelas, misalnya harian, bulanan, atau tahunan.

Ya, surat gadai rumah bisa ditandatangani secara digital. Di Indonesia, tanda tangan digital diakui secara sah dan diatur oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), sehingga tanda tangan digital memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional selama memenuhi persyaratan autentikasi identitas dan integritas dokumen.

Risiko jika tidak membuat surat gadai rumah sangat signifikan, terutama dalam transaksi gadai rumah secara perorangan. Tanpa surat gadai rumah yang jelas dan sah, pihak penggadai dan penerima gadai tidak memiliki bukti legal yang kuat untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing. Hal ini dapat menyebabkan perselisihan yang sulit diselesaikan di kemudian hari, termasuk risiko kehilangan rumah jika terjadi wanprestasi tanpa adanya kesepakatan tertulis yang mengatur mekanisme penyelesaian.