Format & Contoh Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) yang Benar

Ditulis oleh:
Tayang 18 Maret 2025
Diperbarui 23 April 2025
Ditinjau oleh:
Mekari Qontak reviewer Nishabella Mosisa Mekari Sign Nishabella Mosisa Reviewer
Pada 18 Maret 2025
Featured Image Contoh LPJ
Format & Contoh Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) yang Benar

Pernahkah Anda terlibat dalam sebuah kegiatan, entah itu acara kampus, kegiatan organisasi, proyek di kantor, atau event lainnya, yang setelah selesai harus membuat Laporan Pertanggungjawaban, atau yang biasa disingkat LPJ? Mungkin Anda langsung membayangkan tumpukan kertas, angka-angka, dan format yang membingungkan. Jangan khawatir, artikel ini akan memandu Anda!

LPJ adalah dokumen tertulis yang disusun sistematis untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan kegiatan, termasuk penggunaan dananya, kepada pihak yang berwenang. Jadi, LPJ ini sangat penting untuk akuntabilitas dan transparansi.

Nah, artikel ini akan membahas tuntas tentang LPJ, dari format, tips, sampai contoh-contohnya. Yuk, simak pembahasannya!

Daftar isi

Tujuan Penyusunan LPJ

Membuat LPJ itu bukan cuma soal menumpuk kertas dan memasukkan angka. Ada tujuan penting di balik pembuatan LPJ, yaitu:

  • Akuntabilitas: Ini yang paling utama. LPJ adalah bukti pertanggungjawaban Anda (atau tim Anda) kepada pihak yang memberikan amanah atau dana. Entah itu atasan, sponsor, donatur, atau anggota organisasi, mereka berhak tahu bagaimana kegiatan dilaksanakan dan bagaimana dana digunakan.
  • Transparansi: LPJ menunjukkan secara terbuka dan jujur semua hal tentang kegiatan/proyek, terutama soal keuangan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Ini penting untuk membangun kepercayaan.
  • Evaluasi: LPJ adalah bahan untuk mengevaluasi kegiatan/proyek yang sudah selesai. Apa yang sudah berjalan baik? Apa yang kurang? Apa yang bisa diperbaiki di masa depan? Evaluasi ini penting untuk belajar dan berkembang.
  • Perbaikan Berkelanjutan: Hasil evaluasi dari LPJ bisa menjadi dasar untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas kegiatan/proyek selanjutnya.
  • Dokumentasi: LPJ adalah catatan resmi yang bisa jadi referensi di kemudian hari. Siapa tahu Anda atau orang lain perlu melihat kembali detail kegiatan/proyek tersebut.

Baca Juga: Contoh Laporan Bisnis dan Cara Membuatnya [Termudah!]

Format Penyusunan LPJ dan Contohnya

Format LPJ bisa bermacam-macam, tergantung jenis kegiatan/proyek, kebiasaan organisasi/perusahaan, atau permintaan dari pihak yang berwenang. Tapi, secara umum, format LPJ biasanya mengikuti pola berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab Pendahuluan adalah bagian awal dari LPJ yang memberikan gambaran umum tentang kegiatan atau proyek yang dilaporkan. Bagian ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi berfungsi untuk memperkenalkan pembaca kepada konteks dan tujuan dari LPJ itu sendiri.

Contoh BAB I Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Proyek

Download Template Laporan Pertanggung Jawaban GRATIS

1. Latar Belakang

Latar belakang menjelaskan mengapa kegiatan atau proyek tersebut perlu dilaksanakan. Bagian ini menguraikan masalah yang ingin diatasi, peluang yang ingin diraih, atau kebutuhan yang ingin dipenuhi melalui kegiatan/proyek tersebut. Latar belakang yang baik harus relevan, logis, dan menjelaskan urgensi dari kegiatan/proyek.

Misalnya, jika LPJ dibuat untuk kegiatan seminar, latar belakang bisa menjelaskan tentang pentingnya topik seminar tersebut dan masalah yang ingin dipecahkan melalui seminar. Jika LPJ dibuat untuk proyek pembangunan, latar belakang bisa menjelaskan tentang kebutuhan masyarakat akan infrastruktur tersebut.

2. Tujuan Kegiatan/Proyek

Tujuan kegiatan/proyek adalah apa yang ingin dicapai melalui kegiatan/proyek tersebut. Tujuan harus dirumuskan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART). Dengan kata lain, tujuan harus jelas, tidak ambigu, dan bisa dievaluasi keberhasilannya.

Contoh tujuan untuk kegiatan seminar: “Memberikan pemahaman kepada peserta tentang konsep dasar digital marketing.” Contoh tujuan untuk proyek pembangunan: “Membangun jembatan permanen sepanjang 50 meter yang menghubungkan Desa A dan Desa B.”

3. Manfaat Kegiatan/Proyek

Manfaat kegiatan/proyek adalah dampak positif yang diharapkan dari kegiatan/proyek tersebut, baik bagi peserta, penyelenggara, maupun pihak lain yang terkait. Manfaat bisa bersifat langsung (misalnya, peningkatan pengetahuan peserta seminar) atau tidak langsung (misalnya, peningkatan perekonomian masyarakat setelah jembatan dibangun).

BAB II: Rencana Kegiatan (Opsional)

Bab ini bersifat opsional, tergantung pada jenis LPJ dan kapan LPJ tersebut dibuat. Jika LPJ dibuat setelah kegiatan/proyek selesai dilaksanakan, maka bab ini tidak wajib ada (karena yang dilaporkan adalah realisasi, bukan lagi rencana).

Namun, jika LPJ ini adalah proposal kegiatan (dibuat sebelum kegiatan), maka bab ini wajib ada. Isinya adalah rencana detail tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana kegiatan/proyek akan dilaksanakan, termasuk rencana anggaran dan susunan panitia (jika ada).

Contoh BAB II Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Proyek

BAB III: Pelaksanaan Kegiatan

Bab ini adalah inti dari LPJ yang bukan proposal. Di sini, Anda melaporkan bagaimana kegiatan/proyek benar-benar dilaksanakan, bukan lagi rencana.

  • Waktu dan Tempat: Sebutkan kapan (tanggal, hari, jam) dan di mana kegiatan/proyek benar-benar dilaksanakan. Jika ada perubahan dari rencana awal (misalnya, tanggalnya mundur, lokasinya pindah), jelaskan di sini, dan sebutkan alasannya.
  • Peserta: Laporkan siapa saja yang benar-benar hadir atau terlibat dalam kegiatan/proyek. Sebutkan jumlahnya, dan jika perlu, berikan rincian (misalnya, nama-nama peserta, asal instansi, dll.). Bandingkan dengan target peserta yang direncanakan. Jika ada perbedaan, jelaskan penyebabnya.
  • Deskripsi Pelaksanaan: Ini adalah bagian paling detail dari Bab III. Ceritakan secara kronologis bagaimana kegiatan/proyek berlangsung, dari awal sampai akhir. Jangan hanya mengatakan “kegiatan berjalan lancar”. Jelaskan apa saja yang terjadi, siapa saja yang berperan, masalah apa yang mungkin muncul (dan bagaimana cara mengatasinya), serta momen-momen penting lainnya. Gunakan bahasa yang jelas, lugas, dan mudah dipahami.
  • Dokumentasi: Sertakan bukti-bukti yang mendukung laporan pelaksanaan kegiatan, seperti foto-foto, video, daftar hadir, atau dokumen lain yang relevan. Jangan hanya melampirkan, tetapi juga beri keterangan pada setiap bukti (misalnya, “Foto 1: Pembukaan acara oleh Bapak/Ibu…”, “Video 1: Sambutan dari…”).

Contoh BAB III Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Proyek

BAB IV: Laporan Keuangan

Bab ini adalah bagian paling krusial dalam LPJ, karena menyangkut pertanggungjawaban penggunaan dana. Laporan keuangan harus rinci, transparan, akuntabel, dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.

  • Rincian Penggunaan Dana: Uraikan setiap pemasukan dan setiap pengeluaran dana, secara detail.
    • Pemasukan: Dari mana saja sumber dana kegiatan/proyek? Sebutkan sumbernya (misalnya, “Sumbangan dari Sponsor A”, “Dana Hibah dari Pemerintah”, “Iuran Peserta”) dan jumlahnya (dalam Rupiah).
    • Pengeluaran: Uraikan setiap pos pengeluaran, serinci mungkin. Misalnya, jangan hanya menulis “Konsumsi”, tetapi rinci: “Konsumsi rapat panitia (5 kali @ Rp100.000)”, “Konsumsi peserta (200 orang @ Rp25.000)”, dll.
    • Saldo Akhir: Hitung saldo akhir (total pemasukan dikurangi total pengeluaran). Apakah ada sisa dana (surplus), atau malah kekurangan dana (defisit)?
  • Format: Gunakan format tabel agar laporan keuangan lebih mudah dibaca dan dipahami.
  • Lampirkan Bukti: Lampirkan semua bukti pemasukan dan pengeluaran (nota, kuitansi, invoice, bukti transfer, dll.) sebagai bukti fisik. Jangan hanya menuliskan angka-angka tanpa bukti. Setiap pengeluaran harus ada buktinya.

Contoh BAB IV Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Proyek

BAB V: Evaluasi dan Hasil Pelaksanaan

Bab ini berisi refleksi dan analisis Anda tentang pelaksanaan kegiatan/proyek.

  • Evaluasi: Lakukan evaluasi secara objektif dan jujur. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
    • Apakah kegiatan/proyek berjalan sesuai rencana? Jika tidak, apa saja perbedaannya?
    • Apa saja kelebihan dan kekurangan kegiatan/proyek?
    • Apa saja hambatan yang dihadapi, dan bagaimana cara mengatasinya?
    • Apakah target yang ditetapkan tercapai? Jika tidak, mengapa?
  • Hasil: Uraikan hasil nyata yang dicapai dari kegiatan/proyek tersebut.
    • Apakah tujuan kegiatan/proyek tercapai?
    • Apa dampak kegiatan/proyek tersebut bagi peserta, penyelenggara, dan pihak lain?
    • Gunakan data kuantitatif (angka, persentase) dan kualitatif (deskripsi, testimoni) untuk menjelaskan hasil.

Contoh BAB V Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Proyek

BAB VI: Penutup

Bab ini adalah penutup dari LPJ.

  • Kesimpulan: Rangkum secara singkat hasil pelaksanaan kegiatan/proyek dan evaluasinya.
  • Saran: Berikan saran-saran yang konstruktif dan spesifik untuk perbaikan atau peningkatan kualitas kegiatan/proyek di masa mendatang. Saran harus berdasarkan evaluasi yang sudah dilakukan.
  • Ucapan Terima Kasih: Ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan/proyek (panitia, peserta, sponsor, donatur, dll.).

Contoh BAB VI Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Proyek

Lampiran

Lampiran adalah bagian pendukung LPJ. Isinya adalah dokumen-dokumen yang relevan dengan kegiatan/proyek, seperti:

  • Bukti-bukti Keuangan: Nota, kuitansi, invoice, bukti transfer, dll. (wajib ada)
  • Dokumentasi Kegiatan: Foto, video, daftar hadir peserta, dll. (wajib ada)
  • Materi Kegiatan: Jika ada materi presentasi, modul, makalah, dll.
  • Susunan Panitia (Jika Belum Ada di Bagian Rencana):
  • Dan lampiran lain yang relevan.

Pastikan lampiran tersusun rapi, diberi nomor, dan disebutkan dalam isi LPJ (misalnya, “Lihat Lampiran 1 untuk bukti pembayaran sewa gedung”).

Penting!

Format di atas adalah format umum. Anda bisa menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan dan jenis kegiatan/proyek. Misalnya, untuk LPJ proyek konstruksi, mungkin perlu ditambahkan bagian khusus tentang progres fisik proyek, kendala teknis, dll. Untuk LPJ organisasi, mungkin perlu ditambahkan bagian tentang laporan kegiatan masing-masing divisi.

Tips Menyusun Laporan Pertanggungjawaban

Menyusun LPJ bukan sekadar menulis laporan, tetapi mempertanggungjawabkan kegiatan atau proyek yang telah Anda laksanakan. Supaya LPJ Anda lengkap, akurat, dan meyakinkan, perhatikan tips-tips berikut:

1. Ikuti Struktur Standar, Jangan Sampai Ada yang Terlewat

LPJ yang baik memiliki struktur yang jelas dan sistematis. Pastikan LPJ Anda memuat semua bagian penting: Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan, Manfaat), Pelaksanaan Kegiatan (Waktu, Tempat, Deskripsi, Dokumentasi), Laporan Keuangan (Rincian Pemasukan dan Pengeluaran, Bukti-bukti), Evaluasi dan Hasil, Penutup (Kesimpulan, Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Lampiran. Jangan sampai ada bagian yang terlewat, karena ini bisa mengurangi kredibilitas LPJ Anda.

2. Utamakan Transparansi dan Akurasi Keuangan

Laporan keuangan adalah bagian paling krusial dalam LPJ. Buatlah laporan keuangan yang sangat rinci, transparan, dan akuntabel. Catat semua pemasukan dan pengeluaran, sekecil apapun. Jangan ada yang disembunyikan atau dimanipulasi.

Lampirkan semua bukti transaksi (nota, kuitansi, invoice, bukti transfer, dll.). Jika perlu, mintalah bantuan dari rekan yang ahli di bidang akuntansi atau keuangan untuk memastikan laporan keuangan Anda benar, sesuai dengan standar, dan mudah dipahami.

3. Dokumentasikan Kegiatan dengan Baik

Dokumentasi adalah bukti nyata bahwa kegiatan/proyek Anda benar-benar terlaksana. Jangan hanya mengandalkan laporan tertulis. Sertakan foto-foto, video, daftar hadir, materi presentasi (jika ada), screenshot percakapan (jika relevan), atau bukti lain yang bisa memperkuat laporan Anda. Dokumentasi yang baik akan membuat LPJ Anda lebih meyakinkan.

4. Buat Evaluasi yang Objektif dan Jujur

Evaluasi bukan hanya formalitas. Ini adalah kesempatan Anda untuk belajar dari pengalaman. Tuliskan apa saja yang berjalan baik selama kegiatan/proyek, apa saja yang kurang baik, dan mengapa. Identifikasi hambatan yang Anda hadapi, dan bagaimana Anda mengatasinya. Jangan takut untuk mengakui kesalahan atau kekurangan. Justru, evaluasi yang jujur dan objektif akan sangat bermanfaat untuk perbaikan di masa depan.

5. Simpan dalam Format PDF

Setelah LPJ selesai, periksa kembali semuanya. Pastikan tidak ada kesalahan (typo, informasi yang salah, dll.). Jika sudah yakin, ubah format LPJ menjadi PDF. Ini untuk menjaga agar format LPJ tidak berubah-ubah saat dibuka di perangkat yang berbeda, dan tidak bisa diedit oleh pihak yang tidak berwenang.

Itu dia contoh-contoh LPJ beserta panduan lengkap cara membuatnya. Dengan LPJ yang baik, benar, dan transparan, Anda tidak hanya memenuhi kewajiban, tetapi juga menunjukkan profesionalisme dan akuntabilitas Anda. LPJ yang meyakinkan akan meningkatkan kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan.

Sekarang, Anda bisa meningkatkan profesionalisme dan efisiensi pengelolaan LPJ lebih jauh lagi. Dengan platform seperti Mekari Sign, Anda bisa membuat, menandatangani, dan mengirimkan LPJ secara digital, lengkap dengan tanda tangan digital tersertifikasi dan e-meterai. Mekari Sign juga membantu Anda menyimpan semua dokumen LPJ dengan aman dan terorganisir. Jadi tunggu apa lagi?

Lengkapi kebutuhan dokumen digital Anda sekarang!

CTA Banner Tanda Tangan Digital

Referensi:

  • Definition: performance and accountability reporting (PAR)”.
WhatsApp WhatsApp Sales