7 min read

Apa Itu Deepfake, Cara Kerja, dan Hukumnya

Tayang 03 Februari 2025
Apa Itu Deepfake, Cara Kerja, dan Hukumnya
Apa Itu Deepfake, Cara Kerja, dan Hukumnya

Pernahkah Anda menonton video atau melihat gambar yang tampak begitu nyata, tetapi sebenarnya hanyalah sebuah rekayasa digital? Teknologi canggih yang memungkinkan manipulasi tersebut dikenal sebagai deepfake. Deepfake adalah teknik untuk menciptakan gambar, audio, dan video palsu yang sangat meyakinkan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).

Deepfake dapat menampilkan seseorang melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan atau katakan. Kemampuannya yang luar biasa dalam meniru realitas membuat deepfake menjadi teknologi yang menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan.

Daftar isi

Apa Itu Deepfake?

Deepfake adalah singkatan dari “deep learning” dan “fake”. Deep learning sendiri merupakan cabang dari AI yang memungkinkan komputer untuk mempelajari data dalam jumlah besar dan mengenali pola-pola kompleks. Sedangkan fake mengacu pada sifat dari konten yang dihasilkan, yaitu konten palsu atau rekayasa.

Sederhananya, AI yang digunakan dalam deepfake dilatih untuk mengenali pola wajah, ekspresi, dan suara seseorang, kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk menghasilkan konten palsu yang sangat meyakinkan.

Baca Juga: Apa itu Cyber Security dan Bagaimana Cara untuk Menanganinya?

Bagaimana Cara Kerja Deepfake?

Deepfake diciptakan dengan menggabungkan dua algoritma AI, yaitu generator dan discriminator. Keduanya berperan penting dalam melatih AI untuk menghasilkan konten palsu yang sangat meyakinkan.

Sumber: Metaphysic

1. Generator

Generator bertugas untuk menciptakan gambar atau video palsu. Algoritma ini akan mempelajari data wajah dan ekspresi seseorang dari berbagai sumber, seperti foto dan video.

Kemudian, generator akan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menghasilkan gambar atau video baru yang menampilkan orang tersebut dalam situasi atau melakukan tindakan yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.

2. Discriminator

Sementara discriminator bertugas untuk mengevaluasi hasil karya generator. Algoritma ini akan mencoba membedakan mana gambar atau video yang asli dan mana yang palsu (dibuat oleh generator).

Jika discriminator berhasil mendeteksi keaslian gambar atau video, maka generator akan belajar dari kesalahan tersebut dan menghasilkan gambar atau video palsu yang lebih baik lagi.

Kedua algoritma ini bekerja sama secara berulang. Generator akan secara terus-menerus menghasilkan gambar atau video palsu, sementara discriminator terus-menerus mencoba mendeteksi keasliannya.

Proses ini berlangsung hingga generator mampu menghasilkan deepfake yang sangat meyakinkan sehingga discriminator tidak dapat membedakannya dari aslinya.

Deepfake vs. Photoshop: Apa Bedanya?

Meskipun sama-sama digunakan untuk memanipulasi gambar, deepfake dan Photoshop memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan utama terletak pada cara keduanya memproses dan menghasilkan gambar.

1. Photoshop

Photoshop adalah software editing gambar manual yang digunakan untuk mengubah atau memanipulasi gambar secara langsung.

Artinya, seorang editor gambar akan menggunakan berbagai tools di Photoshop untuk mengubah gambar sesuai dengan keinginan mereka. Misalnya, editor dapat mengubah warna, menambahkan objek, atau menghapus objek dari gambar.

2. Deepfake

Berbeda dengan Photoshop, deepfake menggunakan AI untuk mempelajari data dan menghasilkan gambar atau video palsu secara otomatis.

Dengan kata lain, AI dilatih dengan menggunakan sejumlah besar data gambar atau video, kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk menghasilkan gambar atau video baru yang mirip dengan aslinya. Proses ini jauh lebih kompleks dan membutuhkan kemampuan pemrosesan data yang tinggi.

Deepfake lebih canggih dibandingkan Photoshop karena mampu menghasilkan konten palsu yang lebih realistis dan sulit dibedakan dari aslinya. Hal ini karena AI dapat mempelajari dan meniru pola-pola halus dalam gambar atau video, seperti tekstur kulit, ekspresi wajah, dan gerakan bibir, dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Mengapa Deepfake Berbahaya?

Deepfake dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan yang merugikan, di antaranya:

  • Menyebarkan hoaks dan disinformasi: Deepfake dapat digunakan untuk membuat video palsu yang menampilkan seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan. Ini dapat menimbulkan kebingungan, kepanikan, dan bahkan konflik di masyarakat.
  • Merusak reputasi seseorang: Deepfake dapat digunakan untuk menciptakan video palsu yang menampilkan seseorang dalam situasi yang memalukan atau merugikan. Ini dapat merusak reputasi dan karir seseorang.
  • Melakukan penipuan: Deepfake dapat digunakan untuk meniru identitas seseorang dan melakukan penipuan, seperti meminta uang atau mengakses informasi pribadi.

Baca Juga: Spoofing: Dampak dan Cara Ampuh Mencegahnya

Bagaimana Cara Mengenali Deepfake?

Meskipun deepfake semakin canggih, ada beberapa tanda yang dapat Anda perhatikan untuk mengenalinya:

  • Perhatikan gerakan wajah dan tubuh yang tidak alami. Deepfake mungkin menampilkan gerakan yang kaku, tidak sinkron, atau terlalu halus.
  • Perhatikan detail-detail kecil, seperti kedipan mata atau pantulan cahaya di mata. Deepfake mungkin menampilkan ketidakkonsistenan pada detail-detail tersebut.
  • Periksa sumber video atau gambar. Apakah video atau gambar tersebut berasal dari sumber yang terpercaya?
  • Gunakan alat pendeteksi deepfake. Beberapa perusahaan teknologi telah mengembangkan alat yang dapat membantu mendeteksi

Bagaimana Cara Menghadapi Deepfake?

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi deepfake:

  • Tingkatkan kewaspadaan: Jangan mudah percaya dengan video atau gambar yang Anda lihat di internet, terutama jika sumbernya tidak jelas atau meragukan.
  • Periksa sumber informasi: Pastikan informasi yang Anda terima berasal dari sumber yang terpercaya. Cari informasi dari berbagai sumber dan bandingkan kebenarannya sebelum menyebarkannya.
  • Laporkan konten deepfake yang merugikan: Jika Anda menemukan konten deepfake yang berpotensi menimbulkan kerugian, laporkan ke pihak berwenang. Anda juga dapat membantu menyebarkan kewaspadaan tentang deepfake kepada orang lain.
  • Dukung pengembangan teknologi pendeteksi deepfake: Dukung perusahaan dan organisasi yang sedang mengembangkan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran deepfake. Dengan semakin berkembangnya teknologi pendeteksi deepfake, kita dapat lebih mudah mengenali dan menghindari konten palsu tersebut.

Hukum Deepfake

Sayangnya, hukum yang mengatur deepfake masih belum jelas, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional. Belum ada undang-undang yang secara spesifik menargetkan deepfake.

Namun, beberapa undang-undang yang ada dapat diterapkan tergantung pada konteks kasusnya.

Di Indonesia

  • UU ITE: Menjerat deepfake yang melanggar kesusilaan (Pasal 27 ayat 1), mencemarkan nama baik (Pasal 27 ayat 3), dan menyebarkan hoaks (Pasal 28 ayat 1).
  • KUHP: Menjerat deepfake yang berkaitan dengan pencemaran nama baik (Pasal 310 & 311), fitnah, pemalsuan surat (Pasal 279), dan penipuan (Pasal 378).
  • UU No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi: Menjerat deepfake yang mengandung konten pornografi.
  • UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak: Melindungi anak-anak yang menjadi korban atau pelaku
  • UU No. 27 Tahun 2022 Tentang PDP: Sangat relevan karena deepfake seringkali melibatkan penggunaan data pribadi seseorang tanpa izin. UU PDP dapat menjerat pelaku deepfake yang mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan data pribadi tanpa persetujuan subjek data, terutama jika digunakan untuk tujuan yang merugikan.

Di Tingkat Internasional

  • Belum ada kesepakatan internasional khusus tentang deepfake.
  • Beberapa negara mulai merumuskan aturan, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Menjadi Korban Deepfake?

Jika Anda menjadi korban deepfake, ada beberapa langkah hukum yang dapat Anda tempuh:

  • Melaporkan ke pihak berwenang: Laporkan kasus Anda ke polisi dengan membawa bukti-bukti yang ada.
  • Mengajukan gugatan hukum: Anda dapat mengajukan gugatan hukum terhadap pelaku deepfake atas dasar pencemaran nama baik, fitnah, atau pelanggaran privasi.
  • Meminta penghapusan konten: Ajukan permohonan penghapusan konten deepfake kepada platform atau website tempat konten tersebut dipublikasikan.
  • Melakukan klarifikasi publik: Berikan klarifikasi publik untuk meluruskan informasi yang keliru dan memulihkan nama baik Anda.

Key Takeaways

  • Deepfake adalah teknologi yang menggunakan AI untuk membuat gambar, audio, dan video palsu yang sangat meyakinkan.
  • AI deepfake dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan merugikan, seperti menyebarkan hoaks, merusak reputasi, dan melakukan penipuan.
  • Penting untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam menerima informasi dari internet.
  • Kita dapat melindungi diri dari ancaman deepfake dengan meningkatkan kemampuan dalam mengenali konten palsu dan memanfaatkan teknologi verifikasi identitas.
  • Jika Anda menjadi korban deepfake, ada beberapa langkah hukum yang dapat ditempuh, seperti melaporkan ke pihak berwenang dan mengajukan gugatan hukum.
  • Hukum yang mengatur deepfake masih belum sempurna, tetapi beberapa undang-undang yang ada dapat diterapkan untuk menjerat pelaku deepfake.

Kesimpulan

Deepfake adalah salah satu contoh bagaimana teknologi AI dapat disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan. Penting bagi kita untuk memahami potensi bahaya deepfake dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri kita sendiri dan masyarakat dari dampak negatifnya.

Salah satu langkah penting untuk mencegah penyalahgunaan identitas adalah dengan memastikan proses verifikasi identitas yang ketat dan akurat.

Mekari Sign menyediakan solusi tanda tangan digital dan verifikasi identitas (eKYC) yang dapat membantu Anda melindungi diri dari penipuan dan pemalsuan identitas. Proses eKYC pada tanda tangan digital Mekari Sign dijamin aman, sehingga dapat mengurangi risiko deepfake pada proses pembuatan tanda tangan digital, serta melindungi data dan dokumen penting Anda.

Dengan tanda tangan digital, Anda dapat memastikan keaslian dan integritas dokumen, sedangkan eKYC memungkinkan Anda untuk memverifikasi identitas seseorang dengan cepat dan akurat. Kunjungi website Mekari Sign untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Referensi

Cegah deepfake dengan verifikasi eKYC

eKYC: Akses dari perangkat manapun
Kategori : Keamanan Digital
WhatsApp WhatsApp Sales