
Apakah Anda pernah mendengar istilah Contract Lifecyle Management atau CLM?
Seperti namanya, CLM adalah proses otomasi tahapan hidup (lifecycle) suatu kontrak. Mulai dari tahap pembuatan, hingga berakhirnya masa berlaku kontrak tersebut. Alhasil, CLM sangat membantu perusahaan atau organisasi yang mengurus banyak kontrak.
Nah, di artikel ini kami akan membahas CLM dengan mendalam. Mulai dari pengertian, tahapannya, hingga kelebihannya. Terdengar menarik, kan? Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
Apa itu Contract Lifecycle Management?
Contract Lifecycle Management adalah proses untuk melacak dan mengelola kontrak dari perencanaan, pengesahannya, eksekusi, hingga selesainya kontrak atau pembaharuannya. Alhasil, urusan kontrak di suatu organisasi atau perusahaan akan lebih efektif, efisien, hemat, dan mengurangi terjadinya kesalahan.
Baca juga: Panduan Kontrak Baku di Indonesia [Terlengkap]
Tahapan Contract Lifecycle Management
Pada umumnya, ada delapan tahapan (cycle) dalam CLM, yaitu:
- Requests (Permintaan) — bagian awal cycle untuk mengumpulkan berbagai detail dari kontrak
- Authoring (Pembuatan) — tahapan pembuatan di mana para pihak menjelaskan ketentuan dan klausa kontraknya
- Negotiations (Negosiasi) — para pihak menegosiasikan ketentuan yang telah dibahas sebelumnya
- Approvals (Persetujuan) — meninjau kontrak bersama-sama agar adil dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
- Signatures (Tanda Tangan) — para pihak yang menandatangani kontrak, sehingga memastikan keabsahannya di mata hukum
- Obligations (Kewajiban) — para pihak mengakui kewajibannya masing-masing, seperti pencapaian, deadline, batas pembayaran, dan sebagainya
- Compliance (Kepatuhan) — adanya denda atau hukuman untuk memastikan para pihak memenuhi kewajibannya
- Renewals (Pembaharuan) — para pihak diberikan kesempatan untuk memperbarui kontrak atau menegosiasikan kembali isinya
Risiko Mengelola Kontrak Secara Manual
Berikut beberapa risiko yang bisa terjadi bila Anda masih mengelola kontrak secara manual:
- Pekerjaan yang Repetitif — tanpa CLM Anda akan menghabiskan waktu untuk mengerjakan hal yang repetitif setiap harinya
- Kemungkinan Human Error — kontrak yang dikerjakan manual tentu mempunyai risiko human error yang tinggi, seperti salah input, typo, dan sebagainya
- Kurang Transparan — pembuatan kontrak manual cenderung tidak transparan karena terjadinya perubahan-perubahan tanpa sepengetahuan pihak lainnya
- Pelacakan yang Tidak Efisien — perusahaan pasti akan membuat banyak kontrak, kan? Nah, pengelolaan secara manual membuat pelacakan semua kontrak ini tidak efisien dan berisiko adanya kesalahan
- Sulit Mengelola Perubahan — terkadang, ada terjadi banyak perubahan pada kontrak. Hal ini tentu saja akan sulit diawasi dan dikelola bila ada banyak kontrak yang dirubah, sehingga menimbulkan kebingungan
Kelebihan Contract Lifecycle Management
Berikut beberapa kelebihan CLM yang bisa Anda rasakan:
- Membantu perusahaan melihat isi kontrak dengan jelas, sehingga bisa mengurangi risiko yang bisa terjadi
- Anda bisa mengakses kontrak saat membutuhkan data penting atau keperluan lainnya, sehingga Anda bisa terhindar dari kekeliruan
- Memungkinkan Anda membuat kontrak dengan lebih cepat dan efisien, sehingga menghemat waktu dan fokus perusahaan bisa dialihkan ke hal penting lain
- Mengidentifikasi risiko kontrak yang mungkin merugikan perusahaan
- Mengurangi biaya pembuatan kontrak yang biasanya lebih besar bila memakai jasa pihak tertentu
- CLM cocok untuk berbagai jenis kontrak dari berbagai industri
Yuk, Coba Kontak Elektronik di Mekari Sign!
Itulah penjelasan Contract Lifecycle Management. Melalui artikel ini, Anda telah belajar pengertian CLM, tahapannya, hingga kelebihannya. Jadi, apakah Anda tertarik menggunakan CLM untuk perusahaan Anda?
Bila iya, Anda bisa menggunakan Mekari Sign yang menyediakan layanan kontrak elektronik. Tak perlu khawatir, Anda bisa mencobanya secara gratis!