6 min read

Pengertian Literasi Digital, Pilar, dan Tantangannya

Diperbarui 10 Februari 2025
Pengertian Literasi Digital, Pilar, dan Tantangannya
Pengertian Literasi Digital, Pilar, dan Tantangannya

Internet telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi. Akan tetapi, dengan informasi yang begitu melimpah, kita perlu memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang benar dan relevan. Oleh karena itu, literasi digital hadir sebagai panduan untuk menavigasi dunia maya dengan cerdas dan bertanggung jawab.

Lantas, apa itu literasi digital? Mari kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini, mulai dari pengertian, pilar, hingga contoh-contohnya.

Daftar isi

Pengertian Literasi Digital

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital secara percaya diri dan kritis dalam berbagai aspek kehidupan. Ini mencakup kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, menyimpan, membuat, menyajikan, dan berbagi informasi, serta berkomunikasi dan berkolaborasi melalui internet.

Secara sederhana, literasi digital adalah kemampuan untuk melek teknologi dan memanfaatkannya secara positif. Ini bukan hanya tentang bisa menggunakan komputer atau internet, tetapi juga tentang memahami implikasi dan risiko dari penggunaan teknologi digital.

Key Takeaways

  • Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan menggunakan teknologi digital, tetapi juga pemahaman dan penerapan yang bertanggung jawab serta kritis dalam memanfaatkannya di berbagai aspek kehidupan.
  • Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengidentifikasi empat pilar literasi digital, yaitu: kecakapan digital (digital skills), budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics), dan keamanan digital (digital safety).
  • Literasi digital memberikan beragam manfaat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk akses informasi, efisiensi, dan kreativitas.
  • Literasi digital juga memiliki beberapa tantangan, antara lain kesenjangan akses, disinformasi, konten negatif, dan ancaman siber.

4 Pilar Literasi Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengidentifikasi empat pilar literasi digital yang menjadi landasan penting bagi masyarakat dalam berinteraksi di era digital.

Keempat pilar ini saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain, dengan tujuan membentuk warga digital yang cakap, beretika, aman, dan berbudaya. Berikut penjelasannya:

1. Kecakapan Digital (Digital Skills)

Pilar pertama adalah kecakapan digital atau digital skills. Pilar ini berfokus pada kemampuan praktis dalam menggunakan teknologi. Ini mencakup penguasaan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sistem operasi, serta bagaimana memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan.

Contohnya, seorang pelajar menggunakan aplikasi presentasi untuk tugas sekolah, seorang ibu memesan kebutuhan sehari-hari melalui e-commerce, atau seorang pekerja kreatif menggunakan internet untuk mencari referensi desain. Kecakapan digital adalah bekal agar kita tidak gagap teknologi dan mampu memanfaatkan teknologi secara optimal.

2. Budaya Digital (Digital Culture)

Selanjutnya, terdapat budaya digital atau digital culture yang menekankan pada perilaku positif di ruang digital yang berlandaskan nilai-nilai luhur. Hal ini berarti berinteraksi dengan santun, menghargai perbedaan pendapat, serta menjunjung tinggi etika dan norma yang berlaku, sama seperti di dunia nyata.

Sebagai contoh, seseorang ikut serta dalam diskusi online yang sehat, menghormati pendapat yang berbeda, dan tidak menyebarkan ujaran kebencian. Dengan demikian, ruang digital menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi semua orang untuk berinteraksi dan berkolaborasi.

3. Etika Digital (Digital Ethics)

Berikutnya, etika digital atau digital ethics mengatur bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab di dunia maya. Etika digital membimbing kita untuk selalu jujur, menghormati privasi orang lain, serta menghindari tindakan yang merugikan, seperti perundungan (cyberbullying) atau penyebaran hoaks.

Misalnya, seorang mahasiswa mencantumkan sumber yang jelas saat menulis artikel, seseorang tidak menyebarkan informasi pribadi teman tanpa izin, dan seorang warganet melaporkan akun media sosial yang terindikasi menyebarkan berita palsu. Jadi, dengan berpegang pada etika digital, kita turut berkontribusi menciptakan lingkungan digital yang sehat.

4. Keamanan Digital (Digital Safety)

Terakhir, keamanan digital atau digital safety menekankan pada perlindungan diri dan data pribadi dari berbagai ancaman di dunia digital. Ini melibatkan pemahaman tentang risiko siber (cyber risk), penggunaan kata sandi yang kuat, serta kehati-hatian dalam berinteraksi dan berbagi informasi.

Contohnya, seseorang menggunakan password manager untuk mengelola kata sandi, berhati-hati terhadap link mencurigakan yang dikirim melalui email, atau mengaktifkan fitur autentikasi dua faktor untuk akun media sosial. Tujuannya adalah agar kita aman dan nyaman saat menggunakan internet, terhindar dari berbagai potensi bahaya seperti phising dan spoofing.

Baca Juga: Memahami Keamanan Digital dan Cara Menjaganya

Manfaat Literasi Digital

Literasi digital, selain memiliki peran penting dalam kehidupan modern, juga menawarkan berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

  • Akses tak terbatas ke ilmu pengetahuan: Dengan literasi digital, kita lebih mudah menambah keterampilan baru secara otodidak. Berbagai tutorial, kursus online, dan sumber belajar lainnya tersedia hanya dalam genggaman.
  • Berpikir kritis: Literasi digital meningkatkan kemampuan kita untuk berpikir lebih kritis dalam memahami informasi. Kita jadi lebih mampu menyaring berita hoax atau disinformasi yang marak beredar.
  • Mendukung gaya hidup go green: Literasi digital membantu menghemat pemakaian kertas karena kita beralih ke format digital. Dokumen, buku, dan materi lainnya bisa diakses secara elektronik.
  • Informasi up to date dalam sekejap: Mendapatkan informasi terkini lebih cepat adalah salah satu keuntungan literasi digital. Berita terbaru dan perkembangan terkini di berbagai bidang bisa kita akses dengan mudah.
  • Jaringan pertemanan yang mendunia: Literasi digital memungkinkan kita memperluas jaringan pertemanan dari seluruh dunia. Kita bisa berinteraksi dan bertukar informasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya.

Tantangan Literasi Digital

Di balik kemudahan dan manfaatnya yang begitu besar, literasi digital juga menghadapi tantangan signifikan yang perlu diatasi.  Berikut tantangan-tantangan utamanya:

1. Keterbatasan Akses ke Teknologi

Meskipun teknologi bukan lagi barang langka, masih banyak masyarakat, terutama di daerah terpencil, yang belum memiliki akses terhadapnya. Keterbatasan ini bukan hanya soal ketersediaan perangkat, tetapi juga infrastruktur pendukung seperti listrik dan jaringan internet yang belum memadai.

Solusi: Pemerintah dan pihak terkait perlu terus berupaya untuk meratakan pembangunan infrastruktur teknologi dan pusat-pusat literasi digital.

2. Kesenjangan dalam Pendidikan dan Pelatihan

Ketersediaan teknologi saja tidak cukup. Masyarakat juga perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menggunakannya secara efektif. Kesenjangan dalam pendidikan dan pelatihan menjadi tantangan serius karena tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar tentang teknologi.

Solusi: Integrasi literasi digital ke dalam kurikulum pendidikan formal sejak dini dan mengadakan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di berbagai tingkatan.

3. Arus informasi yang Tidak Terkendali

Banjirnya informasi di internet seringkali membuat orang bingung membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah. Kemampuan untuk berpikir kritis dan mengevaluasi informasi menjadi sangat krusial di era overload informasi.

Solusi: Mendorong budaya cek fakta dan meningkatkan pemahaman masyaraka tentang media, serta bagaimana informasi diproduksi dan disebarluaskan.

4. Banyaknya Konten Negatif

Selain informasi yang salah, internet juga dipenuhi konten negatif seperti pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, dan lainnya. Konten-konten ini dapat berdampak buruk bagi perkembangan psikologis, terutama anak-anak dan remaja.

Solusi: Perlu adanya pendidikan seksualitas dan kesehatan mental yang komprehensif kepada anak-anak dan remaja.

5. Tingginya Kejahatan Siber

Perkembangan teknologi yang pesat juga membuka celah bagi kejahatan siber. Ancaman seperti peretasan, pencurian data, penipuan online, dan malware menjadi semakin nyata.

Solusi: Edukasi pentingnya keamanan siber dan cara-cara pencegahannya.


Itu dia penjelasan literasi digital secara mendalam. Melalui artikel ini, Anda sudah belajar pengertian, pilar, manfaat, hingga tantangan-tantangannya. Sekarang, Anda pasti sudah paham apa itu literasi digital, kan?

Nah, bila Anda sudah paham, langkah selanjutnya adalah memahami tentang transformasi digital. Terutama, bila Anda merupakan pebisnis atau pemilik perusahaan. Masih asing dengan transformasi digital? Tak perlu khawatir, kami sudah membahasnya di artikel → Ketahui Perbedaan Digitisasi, Digitalisasi, dan Transformasi Digital!

Untuk mendukung transformasi digital bisnis Anda, Mekari Sign hadir sebagai solusi tanda tangan digital yang aman dan efisien. Dengan Mekari Sign, Anda dapat mempercepat proses bisnis, mengurangi penggunaan kertas, dan meningkatkan keamanan dokumen.

Dukung transformasi digital dengan tanda tangan digital!

CTA Banner Tanda Tangan Digital
Kategori : Keamanan Digital
WhatsApp WhatsApp Sales