Cryptography atau kriptografi adalah salah satu metode keamanan terbaik saat ini. Bagaimana tidak? Dengan kriptografi, pertukaran data atau pesan Anda akan terlindungi dari pihak luar tak memiliki akses. Alhasil, informasi rahasia Anda akan aman dan bisa diterima dengan utuh. Tak heran penggunaannya pun cukup beragam di kehidupan sehari-sehari, seperti di WhatsApp, tanda tangan elektronik, website, dan sebagainya.
Nah, di artikel ini Anda akan belajar mengenai cryptography dengan mendalam. Mulai dari definisi, cara kerja, fungsi, jenis, hingga contoh penerapannya. Terdengar menarik, kan? Tanpa berlama-lama lagi, yuk mulai!
Apa itu Kriptografi?
Kriptografi adalah metode perlindungan informasi di dalam suatu saluran komunikasi. Sehingga, hanya pengirim dan penerima saja yang bisa membaca informasi atau pesan tersebut. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu kryptos yang berarti “menyembunyikan” dan graphia artinya “tulisan.”
Baca juga: Cyber Crime: Pengertian dan Cara Mencegahnya!
Sejarah Singkat Kriptografi
Ternyata, cryptography cukup terkenal di masa kejayaan bangsa Yunani sekitar tahun 400 Sebelum Masehi, lho! Saat itu, alat yang mereka gunakan untuk membuat pesan tersembunyi disebut dengan scytale. Alat ini berbentuk batangan silinder yang terdiri dari kombinasi 18 huruf.
Kemudian, di masa Kekaisaran Romawi Julius Caesar, penggunaan kriptografi semakin meluas. Utamanya, untuk mengirim pesan rahasia ke pasukan di medan perang dan kepentingan intelijen yang bisa membantu kestabilan negara.
Sejak saat itu, cryptography fokus digunakan untuk intelijen dan militer. Baru di tahun 1960-an dengan berkembangnya komputer, maka kriptografi mulai meluas ke berbagai sektor keamanan publik dan digital.
Cara Kerja Kriptografi
Kriptografi bekerja dengan mengacu pada konsep ilmu matematika dan berbagai perhitungan yang disebut dengan algoritma. Cara kerjanya berfokus pada tiga hal utama, yaitu enkripsi, dekripsi, dan kunci. Berikut penjelasannya:
- Enkripsi — proses mengubah pesan asli yang bisa dibaca (plaintext), menjadi pesan acak yang tak bisa dibaca (ciphertext)
- Dekripsi — kebalikan dari enkripsi, yaitu proses mengubah ciphertext menjadi plaintext.
- Kunci — parameter yang digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi
Fungsi Kriptografi
Pada dasarnya, berikut fungsi cryptography:
1. Menyembunyikan Data Penting
Inilah fungsi utama cryptography, yaitu menyembunyikan data penting dari pihak-pihak luar. Fungsi ini dijalankan dengan menggunakan tiga hal utama tadi, yaitu enkripsi, dekripsi, dan kunci.
2. Melakukan Enkripsi dan Dekripsi
Nah, cryptography menyembunyikan data informasi menggunakan metode enkripsi dan dekripsi. Alhasil, data Anda akan aman karena metode ini sangat sulit untuk dibobol.
3. Meningkatkan Privasi dan Keamanan Data
Perangkat dan aplikasi yang menggunakan kriptografi tentu privasi dan keamanannya akan meningkat. Utamanya, karena metode ini memiliki aspek keamanan informasi, seperti:
- Kerahasiaan (Confidentiality) — data penting Anda hanya bisa diakses oleh pihak tertentu, sehingga kerahasiaan data terlindungi dari pihak luar.
- Otentikasi (Authentication) — informasi apapun yang diterima oleh suatu pihak harus diidentifikasi agar memastikan keasliannya.
- Integritas (Integrity) — menjamin setiap informasi yang terkirim bisa sampai ke penerima dengan utuh dan tanpa perubahan sedikitpun
- Tak Bisa Disangkal (Nonrepudiation) — mencegah para pihak mengingkari bahwa mereka telah mengirim atau menerima pesan tersebut.
Jenis Kriptografi
Saat ini, ada tiga jenis cryptography, yakni:
1. Symmetric Key
Symmetric Key adalah jenis di mana pengirim dan penerima hanya menggunakan satu kunci untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Jenis ini menggunakan algoritma Advanced Encryption System (AES) dan dianggap lebih efisien dibanding yang lain.
2. Asymmetric Key
Disebut juga dengan Public Key Cryptography, jenis ini memanfaatkan dua kunci yang saling berkaitan, yakni Public Key dan Private Key. Kedua kunci ini berpasangan dan harus lengkap agar Anda bisa melakukan dekripsi. Jenis kriptografi ini memakai algoritma Rivest–Shamir–Adleman (RSA).
3. Hash Function
Jenis ini memanfaatkan persamaan matematika yang akan mengambil nilai numerik sebagai input, lalu akan diringkas oleh hash system. Alhasil, tak membutuhkan kunci apapun selayaknya jenis lain. Sebab, sudah disesuaikan untuk pengiriman pesan satu arah aja.
Contoh Kriptografi di Sekitar Anda
Sekarang, ada banyak perangkat, layanan, hingga aplikasi yang menerapkan metode cryptography untuk keamanannya. Berikut beberapa contohnya:
1. Tanda Tangan Elektronik (TTE) Tersertifikasi
Seperti namanya, TTE Tersertifikasi adalah TTE yang memiliki Sertifikasi Elektronik terbitan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE). Nah, Sertifikasi Elektronik tersebut menggunakan keamanan kriptografi, sehingga dokumen berisi digital signature Anda hanya bisa dibaca oleh pihak terkait saja.
Alhasil, dokumen elektronik Anda akan aman dari manipulasi, pemalsuan dokumen, hingga kebocoran data. Inilah mengapa TTE Tersertifikasi memiliki bukti yang kuat di mata hukum karena validasi identitas para pihaknya sudah terjamin.
2. WhatsApp
WhatsApp menerapkan fitur end-to-end encryption yang mampu mencegah adanya pihak ketiga (termasuk pihak WhatsApp sendiri) untuk bisa membaca pesan atau panggilan Anda. Tak hanya itu, tapi bila kunci enkripsi perangkat Anda telah diretas secara fisik, kunci tersebut tak bisa dipakai lagi untuk mendekripsi pesan yang telah dikirimkan.
3. Website dengan HTTPS
Bila Anda perhatikan, blog ini memiliki tanda gembok di samping URL browser Anda, kan? Nah, itu artinya blog ini telah memakai keamanan SSL (Secure Socket Layer). SSL ini mampu mengenkripsi pertukaran data antara website dengan perangkat Anda, sehingga pihak ketiga tak bisa mengintip atau menyusupinya dengan virus.
Baca juga: Digital Signature: Cara Kerja, Kelebihan, dan Contohnya
Tertarik Mencoba Tanda Tangan Elektronik dengan Kriptografi?
Itulah penjelasan lengkap mengenai kriptografi. Ternyata, metode keamanan yang sudah diterapkan sejak 400 SM ini sangat aman, ya? Dengan cryptography, pertukaran data penting Anda akan aman dari pihak ketiga, sehingga tak bisa dimanipulasi atau dicuri.
Maka dari itu, bila Anda hendak menandatangani dokumen elektronik, pastikan aplikasi ttd digital yang digunakan sudah mengantongi Sertifikasi Elektronik dari pihak berwenang.