Di zaman sekarang, KYC adalah salah satu tahap wajib sebelum Anda bisa sepenuhnya menggunakan layanan/jasa keuangan. Sebab, melalui KYC ini, instansi keuangan bisa mengenal klien dengan lebih mendalam.
Lalu, apa itu KYC? Kenapa wajib?
Nah, di artikel ini, Anda akan belajar KYC dengan lengkap. Mulai dari pengertian, cara kerja, fungsi, hingga pengaplikasiannya. Penasaran, kan? Maka dari itu, yuk simak sampai akhir!
Apa Itu KYC?
Know Your Customer atau KYC adalah kebijakan suatu instansi untuk mengetahui identitas klien/nasabah, sehingga bisa mengawasi aktivitas transaksi mereka. Dengan kata lain, instansi akan langsung tahu bila klien melakukan transaksi yang mencurigakan.
Know Your Customer ini awalnya diperuntukkan hanya untuk bank. Namun seiring berjalannya waktu, instansi keuangan lain juga menggunakannya. Mulai dari fintech, e-wallet, marketplace, dan sebagainya.
Dasar Hukum KYC di Indonesia
KYC adalah kebijakan yang sepenuhnya pemerintah dukung dan undang-undang juga sudah mengaturnya, yaitu:
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non-Bank
- Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles). Aturan ini sudah mengalami beberapa kali perubahan, yang terbaru yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum
- POJK Nomor 12-POJK.01-2017 tentang Penerapan Program APU PPT di Sektor Jasa Keuangan
Cara Kerja KYC
Supaya Anda mendapat gambaran lebih jelas mengenai Know Your Customer, berikut penjelasan cara kerjanya:
- Klien akan mengunggah (upload) dokumen identitas diri di slot/di tempat yang telah instansi sediakan. Biasanya, identitas ini terdiri dari nama lengkap, NIK, alamat, tempat tanggal lahir, dan sejenisnya.
- Namun, bila klien merupakan perusahaan, maka data yang harus Anda serahkan adalah nama perusahaan, nomor izin usaha, bidang usaha, alamatnya, sumber dana, dan sebagainya.
- Menjadwalkan janji pertemuan langsung dengan perwakilan dari instansi keuangan terkait
- Melakukan video call dengan instansi keuangan tersebut
- Terakhir, mengecek berbagai aspek finansial klien yang berhubungan dengan penggunaan produk atau layanan teknologi keuangan. Contohnya, berapa penghasilannya per bulan, riwayat transaksi, dan semacamnya. Gunakan penganalisa rekening koran berteknologi AI untuk mengevaluasi kondisi keuangan klien secara efisien.
Baca juga: Apa Itu Biometrik? Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Cara Identifikasi Klien pada KYC
Secara spesifik, ada dua cara untuk melakukan identifikasi klien yang sudah tercantum pada Peraturan BI No. 14/12/PBI/2012:
- Customer Due Diligence (CDD): kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang instansi lakukan untuk memastikan bahwa suatu transaksi memang sesuai dengan profil calon klien.
- Enhanced Due Diligence (EDD): Cara identifikasi yang ini lebih mendalam dibanding CDD. Sebab di sini, instansi berhubungan dengan calon klien yang berisiko tinggi, termasuk orang yang mempunyai kewenangan publik, kemungkinan money laundering, hingga pendanaan terorisme.
Manfaat dan Fungsi KYC
Ada lima fungsi dan manfaat Know Your Customer, yaitu:
- Instansi bisa mengenali kliennya dengan lebih mendalam dan detail
- Membantu instansi untuk mengetahui dan memahami karakter transaksi klien
- Mengukur risiko terjadinya money laundering atau pencucian uang karena bisa mengawasi kegiatan klien
- Memberikan perlindungan pada nasabah untuk mencegah berbagai jenis penipuan dan kerugian akibat transaksi yang mencurigakan/ilegal
- Proses verifikasi data diri klien yang lebih efisien, hemat waktu, dan biaya
Apa Tujuan KYC?
Sedangkan untuk tujuan Know Your Customer, berikut penjelasannya:
- Instansi keuangan bisa lebih mengenal dan memahami setiap kliennya
- Mempermudah Bank Indonesia (BI) untuk memantau segala aktivitas oleh instansi keuangan
- Berperan penting untuk menghindari adanya kegiatan korupsi dan pencucian uang
- Bisa menjadi sistem pengawasan internal instansi untuk semua aktivitas keuangan klien yang sedang terjadi
- Semua informasi dari klien bisa Anda manfaatkan sebagai bahan/bukti investigasi bila terjadi money laundering maupun korupsi
Pelaksanaan Kebijakan KYC
Seperti yang sempat kami singgung di atas, KYC adalah kebijakan baru. Sehingga proses pelaksanaan dan penerapan di berbagai instansi keuangan merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Utamanya, karena instansi yang terdaftar OJK harus berusaha mendapatkan seluruh identitas dan data tentang klien.
Baca juga: Mengenal Verifikasi Identitas Biometrik yang Canggih dan Aman
Bahkan, tak hanya identitas klien saja, lho! Tapi, instansi Anda juga harus mengetahui asal-usul dana yang klien miliki. Oleh karena itu, cara tepat untuk melaksanakan kebijakan KYC adalah menerapkan etika dan kebijakan secara khusus supaya klien nyaman dan tak tersinggung.
Penutup
Pada intinya, KYC adalah salah satu cara penting agar instansi keuangan bisa benar-benar tahu mengenai calon kliennya. Tentu saja agar klien tersebut tak terjerat dalam kasus korupsi atau pencucian uang. Maka, Tak heran kalau Know Your Customer merupakan langkah wajib yang harus klien penuhi.
Nah, seperti yang sudah kami sebutkan di atas, perusahaan pun juga harus melalui proses KYC, lho. Tujuannya, supaya perusahaan tersebut memang terpercaya dan patuh pada hukum yang berlaku.
Oh ya, di zaman digital ini sudah ada KYC yang lebih canggih, yaitu eKYC. Dengan eKYC, prosesnya jauh lebih cepat dan aman. Anda bisa membaca pembahasan lengkapnya di artikel → Apa Itu eKYC? Semua Hal yang Perlu Anda Ketahui!