
- Biometrik adalah metode verifikasi identitas yang menggunakan karakteristik fisik atau perilaku unik, bekerja melalui proses pendaftaran, penyimpanan, dan pencocokan data.
- Terbagi menjadi biometrik fisik (sidik jari, wajah) dan perilaku (suara), teknologi ini diterapkan luas mulai dari absensi karyawan, e-KYC perbankan, hingga akses ke layanan pemerintah.
- Sistem biometrik menawarkan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan kata sandi karena sulit dipalsukan, tidak dapat dibagikan, dan membutuhkan kehadiran fisik untuk autentikasi.
- Di Indonesia, data biometrik diklasifikasikan sebagai data pribadi spesifik oleh UU PDP, yang mewajibkan persetujuan eksplisit dan perlindungan ketat dengan sanksi tegas bagi pelanggar.
Setiap hari, kita membuka ponsel dengan sidik jari atau wajah, tetapi tanpa sadar sedang menggunakan teknologi biometrik. Sistem ini tidak hanya menjadi bagian dari keamanan digital, tetapi juga menentukan validitas identitas dalam banyak proses penting.
Penggunaan biometrik di Indonesia semakin meluas, mulai dari sektor keuangan hingga layanan publik. Bagaimana sistem ini bekerja, apa saja jenisnya, dan apa dasar hukumnya di Indonesia selengkapnya akan dibahas sebagai berikut.
Apa itu Biometrik?
Biometrik adalah teknologi identifikasi dan autentikasi yang memanfaatkan ciri khas biologis atau perilaku individu, seperti sidik jari, wajah, pola iris, dan suara. Kata โbiometrikโ berasal dari bahasa Yunani: bio berarti hidup dan metron berarti ukuran, yang merujuk pada pengukuran karakteristik manusia yang bersifat unik.
Berbeda dari kata sandi atau PIN yang bisa dilupakan atau disalahgunakan, data biometrik melekat secara permanen pada pemiliknya dan sulit dipalsukan. Karena itu, teknologi ini dianggap sebagai metode verifikasi identitas yang lebih aman dan andal di era digital.
Dalam hukum Indonesia, data biometrik dikategorikan sebagai data pribadi spesifik menurut UU No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. Data ini mencakup aspek fisik, fisiologis, atau perilaku yang memungkinkan identifikasi unik terhadap seseorang dan wajib dilindungi secara ketat.
Jenis-Jenis Biometrik yang Umum Digunakan
Teknologi biometrik dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama berdasarkan karakteristik yang diukur: biometrik fisik dan biometrik perilaku. Berikut ini adalah beberapa jenis sistem biometrik di antaranya:
Jenis Biometrik | Tingkat Akurasi | Penerima Pengguna | Risiko Utama | Contoh Penggunaan |
Sidik Jari | Tinggi (dengan sensor baik) | Pemerintah, korporasi, institusi pendidikan | Pemalsuan lewat cetakan jari | Absensi kantor, login aplikasi, e-KTP |
Pengenalan Wajah | SedangโTinggi (tergantung pencahayaan & sudut) | Pengguna smartphone, layanan publik | False match, bias algoritma, spoofing foto/video | Login perangkat, sistem keamanan CCTV |
Iris Mata | Sangat Tinggi | Bandara, lembaga keamanan tinggi | Proses pemindaian memerlukan alat khusus | Akses kontrol area terbatas |
Pengenalan Suara | Sedang | Layanan pelanggan, perbankan | Terganggu oleh kebisingan atau tiruan suara | Verifikasi telepon, voice command |
DNA | Sangat Tinggi | Kepolisian, laboratorium forensik | Privasi tinggi, proses mahal & lambat | Identifikasi korban, investigasi forensik |
Cara Kerja Sistem Biometrik
Sistem biometrik bekerja melalui empat tahap utama yang saling terintegrasi untuk menjamin keamanan, akurasi, dan kecepatan proses verifikasi identitas. Berikut penjelasan tiap tahap:
1. Pendaftaran (Enrollment)
Tahap awal ini dilakukan saat pengguna pertama kali mendaftarkan data biometrik ke sistem. Sensor seperti pemindai sidik jari atau kamera akan menangkap ciri fisik atau perilaku unik pengguna. Data mentah tersebut kemudian diproses dan dikonversi menjadi template digital yang telah dienkripsi. Template ini bukan gambar asli, melainkan representasi matematis dari karakteristik biometrik yang sulit direplikasi.
2. Penyimpanan (Storage)
Template digital hasil pendaftaran disimpan secara aman, baik di server terpusat maupun langsung pada perangkat (on-device). Sistem penyimpanan harus menggunakan enkripsi tingkat tinggi untuk mencegah pencurian atau akses ilegal. Metode penyimpanan lokal (decentralized) sering dianggap lebih aman karena mengurangi risiko kebocoran data dalam jumlah besar.
3. Pencocokan (Comparison)
Saat pengguna mengakses sistem, biometrik mereka dipindai ulang dan sistem akan membuat template baru untuk dibandingkan dengan data yang tersimpan. Proses ini berjalan cepat dan menggunakan algoritma yang menghitung tingkat kesamaan antar template untuk menentukan apakah data cocok atau tidak.
4. Autentikasi atau Identifikasi
Tahap akhir ini menentukan hasil pencocokan. Jika cocok, sistem akan memberikan akses.
- Autentikasi (1:1): Sistem memverifikasi identitas pengguna berdasarkan satu template tertentu. Contohnya saat login ke mobile banking.
- Identifikasi (1:N): Sistem mencari kecocokan di seluruh database untuk menemukan identitas pengguna, seperti pencocokan sidik jari oleh kepolisian.
Baca Juga: Apa itu eKYC? Manfaat dan Penjelasan Lengkapnya
Contoh Penerapan Biometrik dalam Kehidupan Sehari-hari
Teknologi biometrik kini digunakan luas untuk meningkatkan keamanan, efisiensi, dan pengalaman pengguna. Berikut beberapa contoh aplikasinya di berbagai sektor:
- Perbankan dan Keuangan: Bank digital kini menggunakan pengenalan wajah untuk verifikasi KTP saat pembukaan rekening. Selain itu, otentikasi transaksi di aplikasi mobile banking makin aman berkat sidik jari dan face recognition.
- Keamanan Perusahaan: Sistem absensi biometrik mencegah titip absen dan mencatat kehadiran secara real-time. Teknologi ini juga digunakan untuk kontrol akses ke ruang terbatas seperti server atau data center.
- Layanan Pemerintah: Pemerintah mengembangkan Identitas Kependudukan Digital (IKD) berbasis biometrik untuk akses layanan publik yang aman dan mencegah pemalsuan identitas.
- Perangkat Pribadi & Transaksi Komersial: Fingerprint dan face unlock sudah umum di smartphone dan laptop. Fitur ini juga digunakan untuk otorisasi pembayaran di e-commerce dan aplikasi fintech.
- Penegakan Hukum & Imigrasi: Kepolisian memakai sistem ABIS untuk identifikasi sidik jari, wajah, hingga DNA pelaku kejahatan. Bandara di beberapa negara sudah menerapkan pemindaian biometrik untuk mempercepat proses imigrasi.
Baca Juga: Canggihnya Verifikasi Identitas Biometrik untuk Transaksi Digital
Tantangan Biometrik di Masa Depan
Teknologi biometrik memang menjanjikan keamanan tinggi, tetapi tantangan implementasinya tidak bisa diabaikan. Mulai dari risiko kebocoran data, kepatuhan hukum, hingga penerimaan pengguna, semua aspek ini perlu dimitigasi secara menyeluruh agar teknologi ini benar-benar bisa diandalkan.
Keamanan biometrik tidak hanya berhenti pada sensor pemindai. Kunci utamanya terletak pada pendekatan keamanan berlapis (multi-factor authentication) dan enkripsi end-to-end yang melindungi data sejak proses pendaftaran hingga penyimpanan. Tanpa ekosistem yang aman, data biometrik yang paling unik sekalipun tetap rentan.
- Risiko Keamanan Data: Data biometrik tidak bisa diubah jika bocor. Kebocoran database, spoofing, dan deepfake menjadi ancaman serius.
- Kebutuhan Sistem Keamanan Tingkat Lanjut: Diperlukan enkripsi end-to-end, liveness detection, dan teknologi anti-spoofing untuk perlindungan maksimal.
- Kepatuhan terhadap UU PDP: Data biometrik tergolong data spesifik dan wajib dilindungi sesuai UU No. 27 Tahun 2022.
- Persetujuan Eksplisit Pengguna: Harus ada izin terpisah dan jelas dari pengguna sebelum memproses data biometrik.
- Risiko Hukum dan Sanksi: Pelanggaran dapat dikenai denda hingga Rp50 miliar atau hukuman pidana.
- Biaya Implementasi Tinggi: Penerapan sistem biometrik yang aman memerlukan investasi besar di infrastruktur dan teknologi.
- Kekhawatiran Privasi Pengguna: Pengguna menuntut transparansi dan jaminan keamanan dalam penggunaan data biometrik.
- Akurasi dan Potensi Bias: Sistem masih berisiko salah deteksi (FAR/FRR) dan bias terhadap ras atau gender tertentu.
Baca Juga: Apa Itu Phishing? Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu biometrik, mulai dari jenis, cara kerja, hingga tantangan keamanan dan regulasi yang menyertainya dari Mekari Sign. Teknologi ini jelas menawarkan lompatan besar dalam hal keamanan dan efisiensi verifikasi identitas, menggantikan metode tradisional yang rentan. Namun, kekuatannya juga diimbangi dengan tanggung jawab besar untuk melindungi dokumen dan data yang paling personal milik individu.
Untuk memastikan proses verifikasi dan otentikasi di perusahaan Anda berjalan aman, efisien, dan patuh pada UU PDP, penting untuk memilih platform yang tepat. Jelajahi fitur tanda tangan elektronik Mekari Sign yang didukung oleh sistem verifikasi tersertifikasi untuk mengelola dokumen digital Anda. Jika Anda ingin memperdalam wawasan seputar keamanan digital dan manajemen dokumen, kunjungi artikel lainnya di blog Mekari Sign untuk panduan terkini dan terpercaya.
Amankan Dokumen Anda dengan Tanda Tangan Digital Terpercaya dari Mekari Sign
Referensi
- Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.